Pages

August 27, 2012

Ha Minus Satu

H-1 pemberangkatan, peminjaman dan masuk sangkar.

Besok adalah hari pemberangkatan, hari peminjaman dan hari masuk sangkar. Besok adalah hari diberangkatkan lagi ke kampus MAN Insan Cendekia Serpong, tempatku menuntut ilmu lebih dari dua tahun belakangan. Besok hari peminjaman bagi sekolah. Sekolah meminjam para siswa beberapa lama dari orang tuanya untuk digembleng dengan berbagai ilmu. Dan besok adalah hari masuk sangkar bagi para siswa. Lupakan sejenak kebebasan dunia luar, dan berusahalah merasa nyaman di dalam.

Ini rutinitas yang sudah berkali-kali kujalani. Liburan beberapa jenak, saat sudah merasa dalam keadaan 'aku sayang rumah' ternyata di saat itulah saatnya harus kembali.

Sudah biasa, berarti mudah dong?

Kata siapa? Ga, ga pernah semudah itu bagiku. Selalu ada berbagai macam bentuk kegelisahan dan ketidak inginan. Puncak kegelisahan adalah malam sebelum kembali menuntut ilmu, seperti malam ini. Perasaan semacam aku maunya tinggal di rumah. Perasaan semacam aku ingin berada di dunia bebas. Perasaan semacam aku ingin akses internet non stop.

Dan yang paling kuat adalah perasaan aku lebih suka di sini, bersama keluargaku.

Bagaimanapun, hanya dirumah aku bisa benar-benar merasa bahagia. Karena sampai sejauh ini, pemahaman bahagia menurutku adalah bersama orang yang mencintaiku dan kucintai tanpa syarat. Dan yang aku tahu, orang-orang itu adalah mereka yang selalu menanti kepulanganku pada setiap liburan. Mereka yang menanti kepulanganku pada waktu reguler dan mereka yang selalu meluangkan waktunya menjengukku (hampir setiap) dua minggu sekali.

Setiap saat rutinitas yang seperti ini dilakukan, perasaan yang paling sulit terkikis adalah perasaan terakhir. Karena hidup di asrama benar-benar jarang komunikasi dengan keluarga. Terbatas hanya seminggu sekali dengan antrian yang panjang dan harus tetap berusaha tau diri dengan menelfon tidak terlalu lama, di sisi lain masih saja ada yang tidak peduli dan selalu asyik menelfon berjam-jam padahal antrian sudah mengular, tapi memang manusia selalu memiliki kebutuhan yang berbeda.

Perasaan-perasaan memberatkan tersebut (untungnya) memiliki penetralisir tersendiri. Keinginan untuk memperoleh lebih banyak ilmu. Keinginan untuk belajar hidup dalam segala keterbatasan. Keinginan untuk tidak mengecewakan  pemerintah dan masyarakat Indonesia (namanya juga murid beasiswa). Dan menurutku ada dua keinginan yang paling kuat.

Pertama adalah bertemu teman-temanku. Karena mereka adalah dimensi lain kebahagiaanku. Tidak sekuat cinta bersama keluarga memang. Namun, ada satu bentuk cinta yang lain yang membuat aku ingin sekali cepat berjumpa dengan mereka (bukan dalam konteks lawan jenis). Mereka yang ada jika yang lain membutuhkan. Mereka yang mau menyalurkan ilmu jika yang lain kesulitan. Dan bentuk saling melengkapi lainnya, yang terkadang berbentuk absurd.

Dan keinginan terkuat yang kedua adalah keinginanku untuk sesegera mungkin menyelesaikan proses ini. Jujur saja, dua tahun terakhir ini campuran antara jenuh dan menyenangkan. Campuran antara pusing namun menantang. Perpaduan berbagai rasa manis pahitnya perjuangan, bahkan terkadang asam, asin, pedas bahkan gurih juga meramaikan.

Sampai saat ini aku masih menginginkan semua ini cepat berakhir. Tapi di sisi lain aku mengerti, rasa-rasanya suatu saat nanti ini semua berakhir, aku pasti menginginkan semua ini terulang.

Jadi aku harus menjalaninya dengan lebih baik, agar tidak akan ada penyesalan.

H-1 ini...

...bagiku selalu saja menjadi titik berat. Bukan sekadar titik berat di tengah segitiga. Titik yang bahkan lebih besar dari bola dengan jari-jari tak hingga.

Yang jelas adalah, satu hari sebelum kembali ke asrama adalah hari yang membuatku galau badai. (galau badai<---kata yang diperoleh dari sinetron selama liburan)

No comments:

Post a Comment